Tasawuf : Pengertian Dan Sejarah Perkembangannya
Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: تصوف ) ialah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai pedoman dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada masa ke-8, kini tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia (Wikipedia bahasa Indonesia).
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum ialah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi ialah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh pengutamaan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain menyampaikan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Sejarah Perkembangan Tasawuf
Sejarah tasawuf dimulai dengan Imam Ja'far Al Shadiq ibn Muhamad Bagir ibn Ali Zainal Abidin ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib. Imam Ja'far juga dianggap sebagai guru dari keempat imam Ahlulsunah yaitu Imam Abu Hanifah, Maliki, Syafi'i dan Ibn Hanbal.
Ucapan - ucapan Imam Ja'far banyak disebutkan oleh para sufi ibarat Fudhail ibn Iyadh Dzun Nun Al Mishri, Jabir ibn Hayyan dan Al Hallaj. Diantara imam mazhab di kalangan Ahlulsunah, Imam Maliki yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Imam Ja'far.
Kaitan Imam Ja'far dengan tasawuf, terlihat dari silsilah tarekat, ibarat Naqsyabandiyah yang berujung pada Sayyidina Abubakar Al Shidiq ataupun yang berujung pada Imam Ali selalu melewati Imam Ja'far.
Kakek buyut Imam Ja'far, dikenal mempunyai sifat dan perilaku sebagai sufi. Bahkan (meski sulit untuk dibenarkan) beberapa jago menyebutkan Hasan Al Bashri, sufi-zahid pertama sebagai murid Imam Ali. Sedangkan Ali Zainal Abidin (Ayah Imam Ja'far) dikenal dengan ungkapan-ungkapan cintanya kepada Allah yang tercermin pada doanya yang berjudul "Al Shahifah Al Sajadiyyah".
Tasawuf lahir dan berkembang sebagai suatu disiplin ilmu semenjak masa k-2 H, lewat eksklusif Hasan Al Bashri, Sufyan Al Tsauri, Al Harits ibn Asad Al Muhasibi, Ba Yazid Al Busthami. Tasawuf tidak pernah bebas dari kritikan dari para ulama (ahli fiqh, hadis dll).
Praktik - praktik tasawuf dimulai dari sentra kelahiran dan penyiaran agama Islam yaitu Makkah dan Madinah, kalau kita lihat dari domisili tokoh-tokoh perintis yang disebutkan di atas.
Pertumbuhan dan perkembangan tasawuf di dunia Islam sanggup dikelompokan ke dalam beberapa tahap :
1. Tahap Zuhud
Zuhud berdasarkan para jago sejarah tasawuf ialah fase yang mendahului tasawuf. Menurut Harun Nasution, station yang terpenting bagi seorang calon sufi ialah zuhd yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sebelum menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sesudah menjadi zahid, barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan sufi
2. Tahap Tasawuf Falsafi (Abad ke 6 H)
Pada tahap ini, tasawuf falsafi merupakan perpaduan antara pencapaian pencerahan mistikal dan pemaparan secara rasional-filosofis. Ibn Arabi merupakan tokoh utama pedoman ini, disamping juga Al Qunawi, muridnya. Sebagian jago juga memasukan Al Hallaj dan Abu (Ba) Yazid Al Busthami dalam pedoman ini. Aliran ini kadang disebut juga dengan Irfan (Gnostisisme) sebab orientasinya pada pengetahuan (ma'rifah atau gnosis) ihwal Tuhan dan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap Tarekat(Abad ke 7 dan seterusnya)
Meskipun tarekat telah dikenal semenjak jauh sebelumnya, ibarat tarekat Junaidiyyah yang didirikan oleh Abu Al Qasim Al Juanid Al Baghdadi (w. 297 H) atau Nuriyyah yang didirikan oleh Abu Hasan Ibn Muhammad Nuri (w. 295 H), gres pada masa-masa ini tarekat berkembang dengan pesat.
Seperti tarekat Qadiriyyah yang didirikan oleh Abdul Qadir Al Jilani (w. 561 H) dari Jilan (Wilayah Iran sekarang); Tarekat Rifa'iyyah didirikan oleh Ahmad Rifai (w. 578 H) dan tarekat Suhrawardiyyah yang didirikan oleh Abu Najib Al Suhrawardi (w. 563 H). Tarekat Naqsabandiyah yang mempunyai pengikut paling luas, tarekat ini kini telah mempunyai banyak variasi , pada mulanya didirikan di Bukhara oleh Muhammad Bahauddin Al Uwaisi Al Bukhari Naqsyabandi.
Comments
Post a Comment