Pengertian Multiplexing


Multiplexing yaitu suatu teknik pengiriman lebih dari satu (banyak) isu melalui satu saluran. Dua stasiun komunikasi tidak akan menggunakan kapasitas penuh dari suatu data link, oleh alasannya yaitu itu kapasitasnya dibagi. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver/Mux. Dan untuk penerima, adonan sinyal-sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Perangkat yang melaksanakan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut dengan istilah Demux.
Tujuan utama dari multiplexing yaitu biar jalan masuk telekomunikasi menjadi lebih efisien. Misalnya kabel, pemancar & peserta (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini yaitu pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa digunakan untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya yaitu bagaimana menggabungkan ribuan isu percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara menata tiap isu (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia sampai tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital.
Pada pembahasan ini, digambarkan teknik-teknik yang efisien dalam penggunaan data link dengan beban yang sangat berat. Secara spesifik, dengan perangkat yang dihubungkan dengan jalur ujung-ke-ujung, umumnya diharapkan adanya frame multiple yang menonjol sehingga link data tidak macet di antara kedua station tersebut. Biasanya, dua station yang saling berkomunikasi tidak akan menggunakan link data berkapasitas penuh. Untuk efisiensinya, kapasitas tersebut harus dibagi. Istilah umum untuk pembagian semacam itu disebut multiplexing.
Aplikasi multiplexing yang umum yaitu dalam komunikasi long-haul. Media utama pada jaringan long-haul berupa jalur gelombang mikro, koaksial, atau serat optik berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini sanggup memuat transmisi data dalam jumlah besar secara simultan dengan menggunakan multiplexing.
Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang paling sederhana. Terdapat input n untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut bisa membawa n channel data yang terpisah.
Multiplexer menggabungkan (melakukan multiplexing) data dari jalur input n dan mentransmisikannya melalui jalur berkapasitas tinggi. Demultiplexer mendapatkan pedoman data yang sudah dimultiplexkan, kemudian memisahkan (melakukan demultiplexing) data menurut channel, kemudian mengirimkannya ke jalan masuk output yang tepat.
Penggunaan multiplexing secara luas dalam komunikasi data sanggup dijelaskan melalui hal-hal berikut ini: - Semakin tinggi rate data, semakin efektif biaya untuk akomodasi transmisi. Maksudnya, untuk suatu aplikasi dan pada jarak tertentu, biaya per kbps menurun jikalau rate data akomodasi transmisi meningkat. Hampir sama dengan itu, biaya transmisi dan peralatan peserta per kbps menurun, jikalau rate data meningkat. - Sebagian besar perangkat komunikasi data individu memerlukan sumbangan rate data yang relatif sedang-sedang saja. Sebagai contoh, untuk sebagian besar aplikasi komputer langsung dan terminal, rate data diantara 9600 bps dan 64 kbps sudah cukup memadai.
Pernyataan tersebut dimaksudkan sebagai syarat-syarat bagi perangkat komunikasi data. Pernyataan yang sama diterapkan untuk komunikasi suara. Maksudnya, semakin besar akomodasi transmisi sebagai syarat untuk channel suara, semakin berkurang biaya per channel bunyi individu. Kapasitas yang diharapkan untuk sebuah channel bunyi tunggal biasanya sedang-sedang saja.
Pembahasan ini menitik beratkan pada tiga jenis teknik multiplexing. Pertama, Frequency-Division Multiplexing (FDM), yang paling banyak dilakukan dan cukup dikenal oleh siapa saja yang pernah menggunakan radio atau televisi. Kedua, masalah khusus dari time Division Multiplexing (TDM) atau disebut juga dengan TDM synchkronous. Jenis ini paling banyak dipergunakan untuk memultiplexingkan pedoman bunyi dan pedoman data yang didigitalkan. Jenis ketiga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi synchronous dengan cara menambahkan rangkaian rumit ke multiplexer. Jenis ini mempunyai beberapa sebutan, diantaranya statistical TDM, synchronous TDM, dan intellegence TDM. Di dalam buku karya Wiliam Stallings yang berjudul “Komunikasi Data dan Komputer Edisi 8” menggunakan istilah statistical TDM, yang menyoroti salah satu sifat utamanya. Terakhir, kita mengamati jalur pelanggan digital, yang mengkombinasikan teknologi TDM synchronous dan FDM.

Comments

Popular posts from this blog

Tugas Komplemen Terakhir

Transmisi Data

Konsep Oop Encapsulation